Afrika Sepakati Otoritas Regional
04/07/2009 08:33:36 SIRTE (KR) - Para pemimpin Afrika mencapai kesepakatan atas terbentuknya Otoritas regional baru, yang akan mengkoordinasikan kebijakan-kebijakan pokok, namun tak punya kekuatan untuk bertindak tanpa mandat dari negara anggotanya. Kesepakatan itu dicapai Jumat (3/7), dalam KTT African Unon (AU) atau Uni Afrika di Sirte, Libya. Dalam pembicaraan yang panas dan berkepanjangan, pemimpin Libya Moamer Kadhafi yang juga kepala UA saat ini, mengusulkan penyerahan kekuasaan atas pertahanan regional dan urusan luar negeri kepada Otoritas AU, sebagai langkah maju mewujudkan impian Kadhafi, yaitu terbentuknya ‘Afrika Serikat’. Kekuatan ekonomi terbesar di benua itu, Afrika Selatan, serta produsen minyak Nigeria dan Angola, menentang usulan Kadhafi dan menginginkan pendekatan gradual menuju integrasi. Dalam keputusan akhirnya, AU memberikan Otoritas kekuasaan untuk mengkoordinasikan posisi AU demi kepentingan bersama Afrika dan rakyatnya, termasuk mengkoordinasikan pertahanan dan kebijakan perdagangan. Namun Otoritas hanya akan mewakili Afrika dalam urusan internasional jika memperoleh mandat dari negara anggotanya. Februari lalu, para pemimpin Afrika sepakat mengubah Komisi AU menjadi Otoritas AU. Pembicaraan mereka di Sirte untuk membahas hal-hal detil menyangkut kekuasaan Otoritas. Ke-53 negara anggota masih harus meratifikasi perubahan-perubahan yang ada. Kesepakatan dicapai setelah terjadi pembicaraan sengit atas usulan Kadhafi, yang mengejutkan banyak negara dan memunculkan kekhawatiran hilangnya kedaulatan ke ‘pemerintahan kontinental’. “Mereka telah memasukkan konsep pemerintahan bersatu, namun Otoritas tidak dimaksudkan untuk itu. Otoritas merupakan organisasi antarpemerintah,” kata seorang diplomat menanggapi usulan Kadhafi. Untuk menjamin Otoritas tidak memaksakan kekuasaan, dalam teks terakhir kesepakatan ditambahkan jaminan untuk memastikan bahwa Otoritas hanya akan bertindak dengan izin anggotanya. Usulan Kadhafi menambah ketegangan dalam pertemuan AU di Sirte, setelah sebelumnya ia secara mengejutkan mengundang pemimpin Iran Mahmoud Ahmadinejad untuk menghadiri pertemuan. Teheran membatalkan kunjungan di saat terakhir tanpa penjelasan, setelah sejumlah delegasi AU memprotes undangan tersebut. Teks draft yang didukung Kadhafi itu jauh melewati resolusi AU sebelumnya, dan akan memperpanjang penangguhan hukum atas Presiden Sudan, Omar al-Beshir, yang didakwa melakukan kejahatan perang di Darfur. (AP/M-6)-c [http://222.124.164.132/web/]